Hasil Survei : Warga Lebih Takut Kelaparan Dari Pada Takut Covid-19


NNEWS.ID - Pemerintah telah memutuskan untuk memulai kehidupan normal baru (new normal) di tengah masih tingginya kurva penyebaran Covid-19. Pro dan kontra mengemuka, apakah sebaiknya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilanjutkan atau diakhiri.

“Mayoritas publik menyetujui diberlakukan new normal dalam upaya menangani pandemi Coovid-19,” kata Direktur Eksekutif Voxpopuli Research Center Dika Moehamad dalam keterangan pers di Jakarta, pada Selasa (9/6/2020) dilansir dari berita satu. 

Survei dilakukan tanggal 26 Mei hingga 1 Juni 2020. Survei dilakukan melalui telepon kepada 1.200 responden yang diambil secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dia menjelaskan, temuan survei menunjukkan sebanyak 78,1 persen responden menginginkan pemberlakuan new normal. Hanya sebagian kecil atau 16,5 persen yang tidak setuju. Sisanya 5,4 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Menurut Dika, dikotomi antara persoalan kesehatan atau ekonomi yang diutamakan harus dipecahkan oleh para pembuat kebijakan. Setelah hampir tiga bulan terdampak Covid 19, publik menginginkan aktivitas ekonomi segera dibuka kembali.

“Ada 25,3 persen masyarakat memang masih mengkhawatirkan tertular Covid 19. Tetapi lebih banyak yang merasa khawatir tidak dapat bekerja dan menerima penghasilan atau takut kelaparan (67,4 persen). Sisanya tidak tahu atau tidak menjawab (7,3 persen)," jelas Dika.

Menurutnya, situasi new normal memang membolehkan masyarakat untuk kembali beraktivitas, tetapi tetap harus menerapkan protokol kesehatan. Diantaranya penggunaan masker, tetap melakukan jaga jarak (physical distancing), hingga cuci tangan atau memakai hand sanitizer.

“Secara mutlak masyarakat bersedia memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan untuk mencegah penularan Covid 19 (84,3 persen). Hanya sebagian kecil yang tidak bersedia (13,6 persen). Sisanya menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab (2,1 persen)," tutup Dika. (***)
Recent Posts Widget

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel